27 Maret, 2009

Kaos Oblong & Politik Identitas; Budaya Perlawan?
Oleh. Mustofa Faqih.*

TADI malam, sekitar pukul 19:30 tanggal 27 Maret 2009, penulis menghadiri TALK SHAW tentang Kaos Oblong & Politik, di ruang Centro Ambarukmo Plaza, Yogyakarta. Ada 3 pembicara yang tentunya sangat menarik bagi panitia penyelenggara. Tidak ada yang menarik bagi penulis atas obrolan tersebut, tetapi satu yang paling penting untuk diuraikan di sini adalah, adanya fenomena aneh yang bagi penulis sangatlah lucu namun itu sah dan boleh-boleh saja bagi mereka untuk menguraikannya.

Di antara pembicaranya, bahkan didukung di antara penanya, menguraikan penjelasan yang salah satu uraiannya adalah mengajak kepada audiens untuk menjadikan kaos oblong sebagai identitas perlawanan budaya. Dengan kaos oblong, lanjut kata salah satu pembicara, akan menjadikan orang lemah terangkat, rakyat kecil bisa mudah diperhatikan bahkan salah satu pembicaranya mengajak untuk sekaligus membudidayakan memakai kaos oblong sebagai bentuk perlawanan. Diamini lagi oleh moderatornya yang saya kira belumlah paham akan kecerdasan lingkungan dan suasana, seakan-akan para audiens digiring untuk melawan keformalitasan seperti memakai dasi dan berpakaian hem, dilawan dengan memakai kaos oblong.

Asumsi saya, statemen dalam ruangan talk shaw seperti; "melakukan perlawanan dengan kaos oblong, mengajak mahasiswa melawan rektornya dengan menggunakan kaos oblong, atau memasuki istana kepresidenan dengan kaos oblong", adalah statemen yang salah kaprah atau merupakan statemen congkak dan kesombongan serta ungkapan-ungkapan dusta.

Menurut penulis, ada sesuatu yang belum disadari ketika temen-temen memakai kaos oblong dijadikan sebagai bentuk perlawanan. Banyak temen-temen, pada dasarnya, justru malah terjebak dengan kaos oblong baik yang bergambar, berdisign maupun bertuliskan sesuatu yang kita sendiri sebagai pemakai belum menyadari akan hal itu. Maksudnya adalah, sesuatu yang ada dalam dunia ini termasuk apapun design, gambar, dan tulisan dalam kaos oblong, TIDAK BEBAS NILAI. Ia merupakan atau bisa menjadi ALAT POLITIK golongan tertentu, kepentingan orang dan golongan tertentu. Suatu design, gambar, dan tulisan yang ada dalam kaos oblong tersebut, sebagaimana penulis tegaskan, adalah tidaklah bebas nilai, karena ia membawa kepentingan dan ideologi golongan tertentu, baik golongan orang atas maupun golongan orang bawah.

KEPENTINGAN & IDEOLOGI itulah yang penting disadari oleh pemakai kaos. Sadarilah dan pahamilah, bahwa anda sebagai pemakai kaos, adalah termasuk orang yang bebas, orang yang tidak mudah dipaksa untuk mengikuti ideologi tertentu, orang yang tidak mudah diombang ambingkan oleh kepentingan ideologi tertentu. Banyak sekali, dewasa ini, kaos-kaos oblong yang bertulis dan bergambarkan tokoh golongan ideologi tertentu. Kaos oblong dewasa ini, sudah tidak lagi berfungsi sebagai fungsi khittahnya semata yaitu sebagai penutup aurat, melainkan sudah berubah menjadi ALAT IDEOLOGI tertentu untuk menyampaikan pesan dan visi misi ideologi golongan. Kaos oblong SUDAH TIDAK LAGI NETRAL sebagaimana fungsinya yang asli, melainkan sudah banyak dijadikan sebagai alat orang-orang tertentu. Sudah banyak kaos oblong yang dijadikan sebagai alat jebakan kepada para pemakainya. Pemakai kaos oblong yang bertuliskan misi visi golongan tertentu, atau bergambarkan gambar golongan tertentu, jika tidak disadari oleh pemakainya, maka secara tidak langsung sang pemakai kaos tersebut telah menjadi agen terselubung dari golongan ideology tertentu.

Kaos oblong yang ada design, gambar dan tulisan tertentu, tidaklah bebas nilai, ia tertampung maksud dan tujuan tertentu. Ada POLITIK IDENTITAS yang idealnya penting disadari oleh pemakai jika tidak ingin menjadi agen dari KEPENTINGAN IDEOLOGI tertentu itu. Tetapi sebaliknya, jika pemakai adalah agen ideologi tertentu yang ada di kaos yang sedang dipakai, maka sudah berbeda persoalannya.

Menurut penulis, sebuah kaos oblong, adalah sangat netral. Kaos oblong adalah ibarat gelas kosong. Sebagaimana gelas kosong, maka ia mudah sekali dimasuki air yang berwarna apapun, bisa warna merah, kuning, hijau, atau putih sekalipun. Bisa dimasuki air es, air bir, air racun, air susu, dan air-air yang lain. Begitu juga kaos oblong, ia bisa digambari atau ditulisi apapun sepanjang kaos oblong tersebut muat. Ia bisa dikasih gambar dan tulisan atau pesan ideologi politik apapun. Artinya, kaos oblong adalah wadah dan tempat yang siapapun bisa menggunakannya. Kaos oblong bisa digunakan sebagai alat politik, alat media dan sebagainya. Ia bisa masuk pada wilayah negatif dan postitif, tergantung bagaimana orang memakai dan menggunakan kaos tersebut.

Artinya, kaos oblong adalah alat bebas, bebas digunakan untuk melakukan bentuk perlawanan budaya dan perlawanan apapun. Karena ia pada dasarnya adalah tempat yang siapapun bisa memakainya, bisa menggunakannya. Baik pemakai kaos tersebut adalah orang liberal, fundamental, ektris, skriptual, literal, dll. Jika demikian, maka kaos oblong tidaklah satu-satunya tempat alat untuk digunakan sebagai perlawanan. Celana jeans pun bisa digunakan untuk melakukan perlawanan, sandal jepit pun bisa, pakaian meskipun hem pun juga bisa, tidak harus kaos oblong, bahkan stelan pakaian rapi dengan hem dan dasi pun bisa digunakan untuk melakukan perlawanan. Itu semua adalah tergantung KONSTRUK yang kita berikan kepada objek yang kita pakai, juga tergantung niat kita mau kita gunakan untuk apa objek kaos ini.

Tetapi menurut penulis, yang terpenting dari semua hal yang ada di atas tersebut adalah, bahwa Indonesia adalah Negara multi kultural, multi identitas, multi kepentingan dan multi ragam budaya. Jangan anggap Negara Indonesia ini adalah milik satu golongan semata, milik satu agama semata, milik orang seni semata, milik budayawan semata, atau milik pemakai kaos oblong semata. Jangan anggap bahwa yang paling benar adalah mereka yang memakai kaos oblong semata, jangan anggap yang melakukan perlawanan budaya adalah mereka yang memakai kaos oblong semata. Meskipun tidak memakai kaos oblong, juga bisa menjadi benar dalam tindak tanduk kesopanannya tergantung bagaimana dan dimana anda menggunakannya.

Banyak yang tidak disadari dari kita, bahwa dengan memakai kaos oblong, pada dasarnya ada yang diuntungkan. Lalu siapa yang diuntungkan?, yang diuntungkan salah satunya adalah para kapitalis industri. Anda sebagai pemakai kaos oblong, sebagai konsumen, pada dasarnya jika tidak menyadari apa yang saya uraikan di atas, hakikatnya Anda telah dijajah oleh para kapitalis yang berkedok sosial berkedok seniman, berkedok budayawan. Yang diuntungkan adalah mereka. Anda sebagai konsumen kaos, sudah terjebak dalam kepentingan bisnis dan politik para kapitalis lokal. Anda, pada hakikatnya sudah terjajah dan sudah diikat dengan misi dan visi mereka. Rasakanlah keterjajajahan Anda yang tidak Anda sadari itu. Anda adalah korban empuk bagi para kapitalis karena Anda tidak mau sadar. Lalu mengapa Anda bahagia dengan memakai kaos oblong bahkan tertawa dan berkata ingin melakukan perlawanan dengan memakai kaos oblong?. Justru Anda sendiri adalah BUDAK dan JAJAHAN para kapitalis PEMBUAT KAOS itu. ANDA adalah tawanan para KAPITALIS itu. Setuju atau tidak dengan uraian saya, terserah ANDA yang memakai, bukan saya. ANDA adalah manusia BEBAS, tentukan nasib ANDA. Anda adalah kunci dari semua perubahan. Silahkan berpendapat, anda BEBAS menguraikan.
* Penulis adalah peneliti lepas & pengamat problem sosial-agama dan budaya. Penulis bisa disapa di http://kangmus.tripod.com

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Emang betul apa yg dikatakang Kangmus, tetapi saya tdk sepakat. Ada bbrp statemen yg saya kira blm tepat.

MUSTOFA FAQIH mengatakan...

Ya, betul sekali kata Anda. Memang tulisan ini bukan utk diamini, tapi utk didiskusikan. Dengan diskusi dan dialog, semoga saja bisa membuka pola pikir kita dalam konteks berbangsa dan bernegara. Ya, terima kasih atas perhatianya.