20 Januari, 2010

RENUNGAN PERINGATAN "IDUL ADHA"

Oleh. Mustofa Faqih.

Peringatan hari raya Idul Adha yang jatuh di hari Jum'at Wage kemarin itu, tepatnya 27 November 2009, disambut antusias oleh umat Islam. Apa yang unik dalam Idul Adha
kemarin itu, sudah barang kali menjadi perhatian tersendiri bagi umat Islam. Terlepas fenomena ritual yang dikandungnya memiliki keunikan, pertanyaan yang diungkapkan disini adalah apakah sejatinya makna Idul Adha?. Mengapa banyak umat Islam beramai-ramai memperingatinya?. Bukankah Idul Adha tak ubahnya sekedar ritual tahunan yang diramaikan dengan menyembelih hewan-hewan kurban semata?. Tentu pertanyaan ini butuh jawaban.

Makna yang ada dalam hari raya Idul Adha, tidaklah sekedar ritual tahunan semata. Melainkan terkandung di dalamnya beberapa nilai dan ajaran-ajaran luhur. Sejarah Islam menyebutkan, Idul Adha disebut juga sebagai hari kurban. Disebut demikian karena saat itu Ibrahim dan keluarganya, sukses meraih usahanya dengan berkorban secara total dan ikhlas dihadapan Tuhannya. Sungguh kejadian itu syarat nuansa perjuangan yang murni ditandai keihlasan.

Sekalipun demikian, hari raya Idul Adha dengan peristiwa qurbannya tidak hanya
sekedar sebagai wujud kepasrahan tokoh Ibrahim yang ikhlas total kepada Tuhan. Lebih dari itu mempunyai makna pembebasan manusia dari nilai-nilai kemanusiaan. Ketika Tuhan mengganti tokoh Ismail dengan seekor domba, tersirat juga pesan agar tidak lagi ada antara manusia satu dengan lainnya yang saling menghina. Sutradara dari drama Ibrahim itu juga ingin menegaskan bahwa Tuhan Ibrahim bukanlah Tuhan yang haus darah manusia. Dia adalah Tuhan yang ingin menyelamatkan dan membebaskan manusia dari tradisi kehidupan yang nista.

Tentu sejarah yang ada pada kehidupan Ibrahim itu, perlu direnungkan kembali guna diaplikasikan makna subtansinya yang luar biasa. Paling tidak dengan merenungkan m
akna subtantif dari ajaran kisah Ibrahim itu, mampu menyadarkan kondisi manusia saat ini untuk tidak terus menerus menuhankan selain Dia. Tidak sedikit masyarakat Islam yang masih saja menuhankan sifat-sifat kemanusiaan.

Ada dua hal penting yang terkandung di dalam ritual simbolik perayaan hari raya Idul Adha. Di antaranya adalah, pertama semangat ketauhidan, keesaan Tuhan
yang tidak lagi mendiskriminasi antar manusia atau membeda-bedakan satu dengan lain. Di dalam ketauhidan itulah, terkandung pesan pembebasan manusia dari penindasan manusia lainnya atas nama apapun. Yang kedua, Idul Adha juga dapat diletakkan dalam kerangka penegakan nilai-nilai kemanusiaan, seperti penekanan solidaritas, hidup bersosial, hidup rukun serta bisa menjaga satu kesatuan antar sesama dalam bingkai keharmonisan yang abadi tanpa dilatarbelakangi kepentingan-kepentingan sesaat. Ada tanggung jawab vertikal dan horizontal yang harus disadari oleh umat manusia. Paling tidak dengan diputarnya kembali peristiwa tersebut, manusia mampu terjaga dari sikap penghambaannya kepada dunia yang fana ini.

Tidak ada komentar: